Sabtu, 22 Juni 2013

Apel Dapat Membersihkan Batu Empedu: Mitos atau Fakta?

Wike Astrid Cahayani

Sebagai lanjutan dari artikel yang saya tulis sebelumnya tentang penyakit batu empedu, saya ingin menguraikan sedikit hal mengenai aspek penanganan batu empedu. Dalam artikel sebelumnya, saya sempat menuliskan terdapat tiga jenis tatalaksana yang dapat dilakukan untuk mengeliminasi batu empedu, yaitu prosedur bedah (laparoskopik), penggunaan shockwaves untuk menghancurkan batu, serta obat-obatan atau zat pelarut batu. Pilihan bedah laparoskopik saat ini merupakan prosedur yang paling direkomendasikan untuk menghilangkan batu empedu. Akan tetapi, mungkin bagi sebagian orang prosedur ini tetaplah terasa horor dan menyakitkan, sehingga acapkali mereka berusaha mencari prosedur lain yang dianggap lebih tidak invasif namun efektif. Salah satu yang sering kita dengar adalah pemanfaatan terapi alternatif, seperti pijat refleksi, akupuntur, bekam; atau penggunaan obat-obatan herbal dan pembenahan pola nutrisi.

Dari sejumlah pengobatan alternatif dan pendekatan nutrisi yang saya ketahui, salah satu yang paling populer di mesin pencari saat ini adalah pembersihan batu empedu menggunakan jus buah apel segar selama kurun waktu tertentu. Berikut prosedur pembersihannya menurut beberapa sumber (yang lebih nge-trend dengan istilah gallbladder flush atau liver flush atau liver cleansing):
 1. Selama lima hari berturut-turut, Anda diharapkan meminum empat hingga lima gelas jus buah apel segar setiap hari, atau makanlah empat atau lima buah apel segar, tergantung selera Anda. Jenis apelnya bisa apel yang mana saja, tapi ada yang menyarankan apel  yang terasa agak masam dan airnya tidak terlalu banyak (tidak juicy). Apel berkhasiat melembutkan batu empedu*. Selama masa ini, Anda boleh makan seperti biasa.
2. Pada hari ke-enam jangan makan malam. Jam 6 petang, aduklah satu sendok teh garam Inggris (magnesium sulfat) dengan segelas air hangat. Jam 8 malam lakukan kembali hal yang sama. Magnesium sulfat berkhasiat membuka pembuluh-pembuluh kandung empedu*. Jam 10 malam, campurkan setengah cangkir teh minyak zaitun (atau minyak wijen) dengan setengah cangkir sari jeruk segar (ada yang menggunakan perbandingan minyak zaitun : jus jeruk/jus lemon = 2/3 cup : 1/3 cup). Aduklah secukupnya sebelum diminum. Jus jeruk atau jus lemon dapat menghilangkan rasa mual saat meminum minyak zaitun dalam jumlah besar. Minyak zaitun sendiri diklaim dapat melumasi batu-batu empedu yang berguna untuk melancarkan keluarnya batu empedu*.
3. Setelah meminum ramuan tadi, Anda disarankan untuk tidur dan berbaring miring sebelah kiri (ada sumber lain yang menyebutkan sebelah kanan). Keesokan harinya, Anda mungkin akan mengalami mulas sepanjang hari dan akan ke belakang selama beberapa kali. Menurut beberapa sumber dan beberapa herbalis, hal itu wajar dan merupakan proses detoksifikasi*. Pada umumnya, seseorang yang menjalani terapi ini akan menemukan “batu-batu” berwarna kehijauan dalam limbah BAB yang biasanya mengambang.

Dari uraian tersebut, terdengar lebih menarik, sederhana, murah, mudah, serta aman dibandingkan prosedur bedah yang lebih invasif. Cara tersebut juga memiliki kelebihan karena langsung “terlihat hasilnya” setelah meminum campuran garam Inggris-jus jeruk-minyak zaitun. Akan tetapi, karena latar belakang pendidikan saya mengharuskan segala informasi kesehatan selayaknya berbasis bukti dan dapat dipertanggungjawabkan, hal ini kemudian mendorong saya untuk mencari sumber-sumber lain yang juga akurat dan berimbang (hehe, #smile#).

Alhasil, dari beberapa search engine dan juga journal search engine, saya menemukan beberapa artikel dan jurnal penelitian yang membahas mengenai pemanfaatan buah apel untuk menghilangkan batu empedu (ataupun melembutkan batu, whatever). Akan tetapi, setelah saya baca-baca lagi, ternyata tidak semua sumber tersebut didasarkan pada prosedur baku penelitian ilmiah, namun beberapa hanya berdasar pada pengalaman pribadi yang kurang lebih sama dengan uraian saya di atas. Begini kisahnya….

Salah satu jurnal keluaran Lancet tahun 1999 (kurang tepat sih kalo disebut jurnal, mungkin bagi kita ini lebih seperti surat pembaca, dan yang nulis kebetulan adalah praktisi kesehatan) menyatakan bahwa salah seorang wanita telah mencoba terapi jus apel tersebut dan berhasil menemukan ‘bebatuan kehijauan’ keesokan pagi pada BABnya. Setelah dikonfirmasi di rumah sakit pendidikan daerah setempat, batu tersebut dinyatakan sebagai ‘batu lemak’ (fatty stones). Batu lemak di sini dimaksudkan sebagai benda-benda kecil yang berbentuk seperti batu dengan  lemak sebagai komposisi utamanya. Akan tetapi, tidak ada statement dari RS yang menyatakan bahwa batu lemak tersebut adalah batu empedu.

Lalu, demi mendapatkan hasil pembanding terhadap testimoni tersebut, terdapat beberapa penelitian lain yang coba melakukan hal yang sama. Salah satu hasil penelitian mengemukakan bahwa hasil pemeriksaan mikroskopik terhadap pasien batu empedu yang diterapi dengan jus apel (dengan cara yang sama), menunjukkan bahwa “batu-batu” yang keluar bersama BAB sama sekali tidak mengandung struktur kristal dan mencair menjadi suatu cairan hijau berminyak setelah 10 menit berada dalam suhu 40°C. Melalui suatu metode pemeriksaan kimiawi, “batu-batu” tersebut juga terbukti tidak mengandung kolesterol, bilirubin, maupun kalsium yang biasanya terkandung dalam batu empedu. Di samping itu, 75% materi yang mendominasi “batu-batu”  tersebut adalah asam lemak. Nah, peneliti kemudian melakukan eksperimen lain dan menemukan bahwa apabila kita mencampur suatu volume yang sama dari asam oleat (komponen utama dalam minyak zaitun) dengan jus lemon dan sedikit larutan kalium hidroksida, akan menghasilkan beberapa bentukan bola-bola kecil keputihan yang sifatnya padat. Jika bola-bola tersebut dikeringkan pada suhu kamar, maka akan semakin padat dan mengeras mirip batu.

Para peneliti tersebut kemudian menyimpulkan bahwa “batu-batu hijau” yang keluar bersama BAB merupakan hasil kolaborasi dari enzim lipase dan campuran triasilgliserol (lemak) dari minyak zaitun, yang kemudian menghasilkan asam karboksilat rantai panjang. Proses tersebut berlanjut dengan reaksi saponifikasi yang kemudian menghasilkan bentukan misel besar dari potassium carboxylates atau “soap stones (potassium ditemukan dalam jus lemon dengan kadar yang tinggi).

Well, gampangnya sih…, jika kita mengkonsumsi regimen terapi yang terdiri atas jus lemon dan minyak zaitun (terlebih dalam jumlah besar, seperti yang disarankan pada terapi alternatif di atas), lalu kita meminum semacam obat pencahar, alhasil di BAB kita akan ada sekumpulan benda asing yang tampak seperti batu-batu kehijauan. Namun, sekalipun kita tidak mengkonsumsi apel, yaitu hanya dengan minum jus lemon dan minyak zaitun, hampir bisa dipastikan bakal ada ‘batu-batu’ tersebut. Nah… inilah yang sebenarnya terjadi, batu-batu itu bukanlah batu yang berasal dari batu empedu, tapi hanyalah hasil reaksi jika jus lemon bertemu dengan minyak zaitun. Berikut saya sajikan gambar si batu yang dari tadi jadi bahan perbincangan kita:
 (Atas) ‘Batu-batu’ kehijauan dari limbah BAB pasien yang mengkonsumsi jus lemon dan minyak zaitun. (Bawah) Batu empedu yang diperoleh dari hasil operasi. (http://www.lancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736%2805%2966373-8/fulltext)

Oia, ada beberapa hal yang agak menggelitik saya tentang beberapa kalimat dalam panduan terapi alternatif jus apel di atas. Ijinkan saya sedikit berkomentar… :)
*Apel berkhasiat melembutkan batu empedu.
Sejauh ini belum ada penelitian yang sampai pada kesimpulan pasti bahwa apel dapat menghancurkan ataupun melembutkan batu yang terdapat dalam kandung empedu. Jikapun memang ada dan bisa demikian, mekanismenya secara jelas tentu perlu kita ketahui bukan?
*Magnesium sulfat berkhasiat membuka pembuluh-pembuluh kandung empedu.
Magnesium sulfat atau yang lebih populer dengan istilah garam Inggris, merupakan salah satu jenis obat pencahar atau pelancar BAB. Tokcer dah buat yang lagi sembelit J. Tapi kalau untuk membuka pembuluh kandung empedu? Hmm, jelas saya meragukan hal tersebut. Pembuluh apa nih yang dimaksud? Jika melihat konteks kalimatnya sih mungkin dimaksudkan si garam Inggris ini bisa membuka saluran antara kandung empedu dengan usus 12 jari atau duodenum, sehingga si batu diharapkan bisa ‘meluncur’ dan keluar melalui usus, hingga akhirnya keluar bersama limbah BAB. Tapi, faktanya saluran yang disebut sebagai duktus koledokus tersebut dalam kondisi normal memang selalu terbuka. Jadi, kurang tepat jika fungsinya untuk itu.
*Minyak zaitun sendiri diklaim dapat melumasi batu-batu empedu yang berguna untuk melancarkan keluarnya batu empedu.
Belum ada informasi valid yang menyatakan bahwa batu empedu dapat dengan sendirinya melewati saluran empedu lalu menuju usus, apalagi dipermudah dengan minyak zaitun. Malah adakalanya batu yang melewati saluran empedu dapat menyumbat dan menyebabkan gejala nyeri hebat di perut yang disebut sebagai kolik bilier. So, kurang masuk akal juga sih jika minyak zaitun dapat ‘melumasi’ batu.
*detoksifikasi
Secara pribadi, saya kurang setuju jika istilah ini dipakai untuk proses yang menurut saya lebih tepat disebut sebagai kondisi yang mendekati diare. Terlebih apabila setelah meminum regimen terapi tersebut, pasien jadi bolak-balik ke belakang hingga jatuh dalam keadaan dehidrasi. Tentunya hal tersebut kurang tepat jika dimaknai sebagai detoksifikasi.

Kesimpulannya, informasi mengenai apel yang mampu menghancurkan batu empedu merupakan mitos belaka. Buah apel, minyak zaitun, dan jus lemon memang jelas bermanfaat baik bagi tubuh. Tetapi, alangkah baiknya segala yang baik tidak dikonsumsi secara berlebihan. Hal yang dapat kita lakukan saat ini adalah dengan mengatur pola hidup sehat, yaitu makan makanan bergizi dan seimbang, istirahat dan berolahraga secara teratur. Kalaupun kita curiga apakah kita memiliki batu empedu atau tidak, sebaiknya dikonsultasikan dengan orang-orang yang ahli di bidangnya, misalnya dokter umum dan juga dokter spesialis penyakit dalam atau bedah. 

Semoga sekelumit informasi ini berharga untuk Anda. Bersikap kritis dan bijaksana dalam menyerap informasi kesehatan tentu tidak ada ruginya. Tetap sehat dan tetap semangat :)