Wike Astrid Cahayani
Protein Toll-Like Receptor 4 (TLR 4) adalah salah satu anggota keluarga
protein TLR pada manusia yang disandi oleh gen TLR4 yang terletak pada kromosom 9q33.1.1
Protein TLR 4 merupakan protein membran yang banyak terdapat pada plasenta,
lien, dan sel leukosit. Bersama dengan protein CD14 dan protein MD-2,
TLR 4 membentuk reseptor lipopolisakarida (LPS), berupa kompleks multi-protein,
yang dapat mendeteksi LPS bakteri Gram-negatif.2 Adanya pengikatan
LPS dengan kompleks multi-protein tersebut akan mengaktifkan dua jalur
transduksi sinyal intraseluler sekaligus. Jalur pertama yang melibatkan protein
adaptor TIRAP dan MyD88 akan mengaktifkan NF-kappa-B dan menginduksi
terbentuknya sitokin proinflamasi.2,3 Jalur kedua yang dimediasi
oleh protein adaptor TRAM dan TRIF akan mengaktifkan produksi IFN tipe I
IRF-3-dependent dan meningkatkan produksi molekul kostimulator.3
Dengan demikian, kompleks TLR 4/MD-2/CD14 berperan penting dalam mengaktifkan
respon imun alami dan sebagai umpan awal terjadinya respon imun adaptif.
Agar dapat menjalankan fungsinya
sebagai reseptor terhadap LPS, protein TLR 4 mengalami tahapan modifikasi
post-translasi berupa N-linked
glycosylation. N-linked glycosylation
merupakan penambahan oligosakarida pada atom nitrogen, dan biasanya pada residu
Asparagin (Asn). Pada TLR 4, N-linked
glycosylation yang terjadi pada Asn-526 dan Asn-575 berperan penting dalam
memodulasi ekspresi TLR 4 di permukaan membran sehingga dapat berfungsi sebagai
reseptor LPS. 4,5,6 Proses N-linked
glycosylation ini terjadi di retikulum endoplasma kasar (RE kasar) dan
dilanjutkan di apparatus Golgi. Setelah mengalami maturasi di apparatus Golgi,
TLR 4 kemudian ditransfer ke membran sel dan berfungsi sebagai protein membran
(reseptor LPS).4
Pentingnya peran N-linked glycosylation terhadap TLR 4 telah dibuktikan melalui sejumlah
penelitian. Salah satunya, penelitian da Silva Correia dan Ulevitch (2002) yang
mendemonstrasikan mutasi gen TLR4 pada human
embryonic kidney 293 cell line melalui metode transfeksi liposom. Mutasi
tersebut akan menghasilkan protein TLR 4 mutan. Mutasi dikonstruksikan di
sembilan tempat N-linked glycosylation
pada protein TLR 4 dengan mengganti residu asparagin dengan residu alanin
(Ala), yaitu pada posisi Asn-35, Asn-173, Asn-205, Asn-282, Asn-309, Asn-497,
Asn-526, Asn-575, dan Asn-624. Dari kesembilan posisi mutasi tersebut,
dilakukan konstruksi secara progresif sehingga dihasilkan protein TLR 4 mutan
seperti yang tercantum pada tabel 1.
Tabel 1 menunjukkan bahwa mutasi
tunggal pada TLR 4 tidak mengubah fungsi maupun ekspresi dari TLR 4 untuk merespon
LPS, kecuali mutasi yang melibatkan Asn-526 dan Asn-575. Sebaliknya, mutasi
progresif yang terjadi pada beberapa posisi residu asparagin akan mengurangi fungsi
TLR 4 dalam merespon LPS secara signifikan, demikian pula ekspresinya di
permukaan membran. Sebagai contoh, mutasi pada mut 4.1 dan mut 5 akan menyebabkan
TLR 4 sama sekali tidak merespon adanya LPS, meskipun terekspresi di permukaan
membran sel. Sedangkan mutasi tunggal maupun progresif yang terjadi pada
Asn-526 dan Asn-575, akan menyebabkan protein TLR 4 tidak berfungsi dan tidak
terekspresi di permukaan membran sel. Hal ini disebabkan TLR 4 tidak dapat
ditranspor dari apparatus Golgi ke membran sel sehingga tidak terjadi respon
terhadap LPS.4
Tabel 1. N-linked glycosylation pada protein TLR 4 dibutuhkan untuk ekspresi
TLR 4 di permukaan sel dan pengikatan dengan LPS bakteri (TLR4 wt = TLR4 wild
type).5
Dari hasil penelitian da Silva Correia
dan Ulevitch (2002) tersebut dapat disimpulkan bahwa N-linked glycosylation pada TLR 4, terutama pada posisi Asn-526 dan
Asn-575, tidak hanya berperan penting dalam mengatur protein agar berfungsi
optimal sebagaimana tugas spesifiknya, tetapi juga berperan dalam mengatur
transpor protein dari kompartemen intraseluler (RE kasar dan apparatus Golgi)
ke permukaan membran sel.
Selain didukung oleh N-linked glycosylation, fungsi dan ekspresi
TLR 4 di permukaan membran sel juga terkait dengan protein lain yang turut berperan
sebagai kompleks reseptor LPS. Dalam hal ini, protein MD-2 yang mengandalkan N-linked glycosylation pada modifikasi
post-translasinya, berperan dalam melengkapi fungsi TLR 4 sebagai reseptor LPS.4,5,6
Penelitian yang menjelaskan keterkaitan protein MD-2 dengan TLR 4
menunjukkan bahwa mutasi pada tempat terjadinya N-linked glycosylation pada protein MD-2 (posisi Asn-26 dan
Asn-114), dapat mempengaruhi fungsi TLR 4 dalam menginisiasi terjadinya
transduksi sinyal intraseluler sebagai respon terhadap LPS. Mutasi tersebut memang
tidak mempengaruhi ekspresi MD-2 di permukaan membran maupun asosiasinya dengan
protein TLR 4. Walaupun demikian, protein MD-2 mutan tidak mampu melengkapi
fungsi TLR 4 dalam mengaktifkan NF-kappaB sekalipun terjadi pengikatan dengan
LPS. Hal ini mengakibatkan tidak tercapainya transduksi sinyal intraseluler.5
Selain mempengaruhi fungsi optimal
dari protein TLR 4, protein MD-2 juga berperan dalam meregulasi ekspresi
protein TLR 4 di permukaan membran sel. Diketahui bahwa protein MD-2 terikat pada
permukaan konkaf N-terminal dan domain sentral pada protein TLR 4. Regio Glu24-Lys47
pada N-terminal TLR4 bertanggung jawab pada pengikatan MD-2 dengan TLR 4. Adanya
mutasi pada regio ini, yaitu residu sistein dimutasi menjadi residu alanin,
menyebabkan terbentuknya protein TLR 4 mutan (TLR4C29A, TLR4C40A,
dan TLR4C29A,C40A) yang tidak dapat membentuk kompleks reseptor dengan
MD-2 dan tidak dapat ditranspor ke permukaan membran. Adapun mutasi yang
terjadi selain di regio tersebut, yaitu Cys-88 menjadi Ala-88 (TLR4C88A),
juga menunjukkan hasil serupa. Kegagalan dalam membentuk kompleks reseptor
bersama MD-2 dan kegagalan ekspresi di permukaan membran ini diduga terkait
terjadinya perubahan konformasional pada protein TLR 4, sebagai akibat adanya
mutasi residu sistein menjadi residu alanin. Oleh karena itu, timbul asumsi
tambahan bahwa MD-2 memiliki kemampuan seperti chaperon, di mana MD-2 seolah dapat menentukan apakah TLR 4 dapat
terekspresi di membran atau tidak. Akan tetapi, mekanisme lebih jelas mengenai fenomena
tersebut masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.6
Referensi:
- Rock F.L., Hardiman G., Timans J.C., Kastelein R.A., and Bazan J.F. 1998. A family of human receptors structurally related to Drosophila Toll. Proc Natl Acad Sci U S A. 95 (2): 588–93.
- O00206 (TLR4_HUMAN). http://www.uniprot.org/uniprot/O00206. Last modified September 18, 2013. Version 142. (accessed October 9th, 2013).
- Shibata T., Motoi Y., Tanimura N., Yamakawa N., Akashi-Takamura S., Miyake K. 2011. Intracellular TLR4/MD-2 in macrophages senses Gram-negative bacteria and induces a unique set of LPS-dependent genes. Int Immunol. 23(8): 503-510.
- da Silva Correia J. and Ulevitch R.J. 2002. MD-2 and TLR4 N-Linked Glycosylations Are Important for a Functional Lipopolysaccharide Receptor. J. Biol. Chem. 277: 1845-1854.
- Ohnishi T., Muroi M., and Tanamoto K. 2001. N-Linked Glycosylations at Asn26 and Asn114 of Human MD-2 Are Required for Toll-Like Receptor 4-Mediated Activation of NF-κB by Lipopolysaccharide. J Immunol. 167: 3354-3359.
- Nishitani C., Takahashi M., Mitsuzawa H., Shimizu T., Ariki S., Matsushima N., et al. 2009. Mutational analysis of Cys88 of Toll-like receptor 4 highlights the critical role of MD-2 in cell surface receptor expression. Int. Immunol. 21(8): 925–934.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar